Tema : Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan Nasabah
Penulis Jurnal : Feronika Handayani
Judul
Jurnal : Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Bank (Studi
Kasus : Bank BNI di Kota Bogor)
Tahun Penerbitan : Juni 2006
Dianalisis oleh : Elsa Halimah Noviana
NPM : 19210486
Abstrak :
Saat ini, persaingan industri
perbankan dalam merebut hati nasabah kiat pesat. Persaingan tidak hanya dalam
penawaran suku bunga, melainkan telah mengarah kepada persaingan dalam hal
layanan. Semakin baik pelayanan yang diberikan kepada nasabah, makin besar
peluang bank mendapatkan dana simpanan. Karena itu, mencapai kepuasan nasabah
merupakan hal yang amat penting untuk dilakukan. PT. Bank Negara Indonesia
(Persero), Tbk sebagai salah satu bank milik pemerintah telah melayani
masyarakat selama sekitar 60 tahun. Selama kurun waktu itulah Bank BNI telah
terbukti survive terhadap berbagai goncangan yang ada. Hal ini dapat dilihat
dari sisi pengumpulan dana masyarakat Bank BNI pada empat tahun terakhir yang
selalu menempati urutan ketiga, dimana pada tahun 2005 dana pihak ketiga (DPK)
Bank BNI sebesar Rp 116,021 miliar rupiah (Statistik Perbankan Indonesia,
2005). Besarnya dana masyarakat ini membuktikan bahwa Bank BNI masih dipercaya
oleh masyarakat. Sebagai industri yang bergerak dalam bidang layanan, upaya
meningkatkan servis merupakan salah satu program yang paling penting bagi bank
seperti Bank BNI.
I. PENDAHULUAN
1.1. 1.1.
Latar Belakang
Perkembangan
dunia perbankan di Indonesia telah mengalami pasang surut. Perubahan mendasar
terjadi ketika pemerintah mengeluarkan paket deregulasi perbankan pada tanggal
1 Juni 1983 yang lebih dikenal dengan Pakjun 1983. Paket ini berupa pencabutan
pagu tingkat bunga, pencabutan pagu kredit dan pengenalan instrumen likuiditas
perbankan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Kebijakan ini menyebabkan
peningkatan persaingan usaha antar bank terutama dalam penghimpunan dana
masyarakat. Kemudian diberlakukan Paket Oktober 1988 dimana pemerintah
memberikan kemudahan untuk mendirikan bank–bank baru, sehingga dalam waktu yang
relatif singkat jumlah bank menjamur (Indef, 2003). Pada Tabel 1 dapat dilihat
bahwa sektor perbankan mencatat pertumbuhan jumlah bank dan kantor cabang yang
cukup pesat, dimana bank swasta memberikan kontribusi pertumbuhan yang sangat
tinggi.
Persaingan
bank dalam memperebutkan dana masyarakat kian meningkat. Kebijakan BI
meningkatkan suku bunga SBI sebesar 11% untuk meredam inflasi dan meningkatkan
GWM akibat merosotnya nilai tukar rupiah, telah mempengaruhi kondisi likuiditas
perbankan (Supryanto, 2005). Hal ini mengakibatkan bank-bank akan terus
berlomba mencari likuiditas dengan segala cara. Ketika suku bunga cenderung
tinggi, perang suku bunga pun tidak dapat dihindari lagi. Bank akan berlomba
menawarkan suku bunga simpanan yang tinggi untuk menarik nasabah. Dalam kondisi
seperti itu, dimana bunga memperlihatkan gejala yang meningkat, bank yang bisa
memenangkan persaingan adalah bank yang dapat merebut nasabah yang tidak
sensitif terhadap tingkat bunga. Namun menggunakan jasa bank karena kenyamanan
bertransaksi atau puas karena pelayanannya (Karnoto, 2005).
Kualitas
pelayanan sangatlah penting dan harus terus di tingkatkan karena identik dengan
keberadaan lembaga atau organisasi yang bersangkutan. Kualitas pelayanan yang
diberikan akan mempengaruhi kepuasan nasabah, dimana banknyang memiliki pelayanan
buruk lambat laun akan ditinggalkan nasabahnya. Namun, sebaliknya bank yang
kualitas pelayanannya prima akan banyak dicari nasabah. Dengan reputasi
pelayanan terbaik dan posisi tawar yang kuat, bank tidak perlu takut kehilangan
nasabahnya. Bahkan, bank bisa menjadi pemenang dalam memperebutkan dana
nasabah.
PT.
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk merupakan salah satu bank tertua di
Indonesia. Selama sekitar 60 tahun Bank BNI melayani masyarakat hampir di
seluruh daerah di Indonesia. Kepercayaan masyarakat yang tinggi terhadap Bank
BNI menjadikan bank ini berusaha keras untuk melayani masyarakat di semua
lapisan. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan Bank BNI pada tahun 1999
memperoleh sertifikat ISO 9002 berkaitan dengan penerapan sistem manajemen
mutu. Tujuannnya adalah untuk memberikan mutu pelayanan prima sehingga mampu
memuaskan nasabah.
1.2. Perumusan Masalah
Perkembangan
pelayanan di industri perbankan cukup signifikan, seiring dengan meningkatnya
perhatian bank ke retail banking, yang resikonya lebih terdiferensiasi.
Sementara itu produk–produk keuangan yang ditawarkan bank lebih generik yang
berarti bank akan sulit untuk melakukan diferensiasi produk. Maka untuk
memenangkan persaingan, pelayananlah yang harus diprioritaskan bank. Pelayanan
bank yang buruk, misalnya akan memperburuk pula citra bank yang bersangkutan.
Namun, sebaliknya pelayanan yang baik akan mempercantik citra dan reputasi bank
tersebut dikalangan nasabahnya. Karena kualitas pelayanan merupakan pembentukan
citra, maka promosi yang paling bagus untuk menarik orang-orang ke bank
komersial ialah pelayanan kepada nasabah.
PT.
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk sebagai salah satu bank milik pemerintah
telah melayani masyarakat selama sekitar 60 tahun. Selama kurun waktu itulah
Bank BNI telah terbukti survive terhadap berbagai goncangan yang ada. Hal ini
dapat dilihat dari sisi pengumpulan dana masyarakat Bank BNI pada empat tahun
terakhir yang selalu menempati urutan ketiga (Tabel 2), dimana pada tahun 2005
dana pihak ketiga (DPK) Bank BNI sebesar Rp 116,021 miliar rupiah berada di
urutan ketiga setelah DPK Bank Mandiri sebesar Rp 198,893 miliar rupiah dan BCA
sebesar Rp 129,556 miliar rupiah (Statistik Perbankan Indonesia, 2005).
Besarnya dana masyarakat ini membuktikan bahwa Bank BNI masih dipercaya oleh
masyarakat..
Sebagai
industri yang bergerak dalam bidang layanan, upaya meningkatkan servis
merupakan salah satu program yang paling penting bagi bank seperti Bank BNI.
Sesuai dengan visi dan misi Bank BNI yaitu menjadi bank kebanggaan nasional
yang unggul dalam layanan dan kinerja, maka kepuasan nasabah menjadi prioritas.
Berdasarkan
argumen diatas, ada dua permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu:
(1)
faktor–faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan nasabah terhadap pelayanan Bank
BNI yang berada di Kota Bogor;
(2) bagaimana
hubungan antara variabel kualitas pelayanan dengan kepuasan nasabah terhadap
pelayanan Bank BNI yang berada di Kota Bogor.
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Kualitas
pelayanan yang diberikan bank akan mempengaruhi kepuasan nasabah. Berdasarkan
hal itulah maka penelitian ini lebih difokuskan untuk menganalisis
faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan nasabah yang dilihat dari sisi
penyediaan pelayanan bank BNI di kota Bogor.
1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan
latar belakang dan perumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:
(1)
mengidentifikasi dan menganalisis faktor–faktor yang mempengaruhi kepuasan
nasabah terhadap pelayanan Bank BNI yang berada di Kota Bogor;
(2) mengetahui hubungan antara variabel kualitas
pelayanan dengan kepuasan nasabah terhadap pelayanan Bank BNI yang berada di
Kota Bogor.
1.5. Manfaat Penelitian
Sejalan dengan
tujuan, maka manfaat penelitian ini adalah:
(1) dapat
menjadi masukan dan pertimbangan Bank BNI untuk dapat meningkatkan pelayanan
terhadap nasabahnya;
(2) sebagai bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar